Senin, 16 September 2013

Pagar Rumah Bapa

westylerillustration.wordpress.com


Aku menyapihmu
Aku menyusuimu
Aku menyuapimu
Aku menyisir rambutmu
Memang bukan tanganKu langsung
Tapi mereka adalah Aku
Aku merawatmu
Aku membesarkanmu
Aku tunjukan mana berkat, mana maksiat
Aku tuntun kamu
Aku buatkan kamu pagar agar tidak sesat jalan
Mari pulang ke rumahKu!
Ya, pagar rumahKu berujung pintu, dua pintu!
Ada pintu surga, ada pintu neraka
Ya..., tentu saja kau boleh masuk pagar dari arah mana saja
Tergantung dari mana hatimu melangkah
Angin saja Aku biarkan datang dari mana saja, apalagi kau!
Kau, manusia kan?
Yaa, betul! Silahkan!
Hei, hei, heiiii.... hei!
Kenapa kau sikut sebelahmu?
Kenapa kau dorong depanmu?
Kenapa pula kau injak belakangmu?
PagarKu begitu lebar
Ada banyak jalan menuju satu pintu
Jadi tak perlu usik yang lain
Belum tentu juga kau yang diijinkan masuk


Depok, malam takbiran 18 agustus 2012




Ina Kaka, mahasiswi Institut Kesenian Jakarta yang menaruh minat 
pada puisi dan seni pertunjukan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar